Hari ini, dia datang lagi,
Dengan air mata mengalir di pipinya,
Melakukan hal yang sama,
Untuk sekian kalinya ..
Tapi, aku masih sama seperti yang dulu
Yang bisa kulakukan hanya mengabaikan dia.
Menyakiti dia.
Aku, sekuat tenaga membungkam mulutku
Berpura-pura bisu,
Karena dengan ini, aku tidak akan melukai
dia lagi.
Dia, menangis..
Berkali-kali meneriakkan namaku,
Memohon aku untuk kembali,
Dia meronta,
Seperti pesakitan, memaki waktu yang tak
adil baginya.
Merah bola matanya, menatap jam dinding..
Berharap jarumnya berhenti,
Dan berputar ke kiri,
Kembali ke masa saat dia bersamaku.
“Ini sudah berakhir,” kataku..
Tapi dia tak mau mendengar
“Lihat, aku sudah bersama orang lain,”
kataku..
Dia terjatuh, di hadapanku
Tanpa suara,
Hanya air mata yang berbicara.
“Bagaimana bisa kamu dengan mudah
mengatakan akhir?!” dia memakiku
Diam.
“Setiap ada awal, pasti ada akhir. Mengapa
kamu begitu egois mengharapkan aku kembali?”
Dia menatapku. Dalam.
“Karena aku mencintaimu.”
No comments:
Post a Comment